Ironis ya mendengar dan melihat kehidupan yang 'serba wah' dari Kaum Sosialita. Di saat sekian banyak orang serba kekurangan, yang masih bingung apa yang mau di makan besok, mereka dengan tanpa menoleh kiri kanan bersenang-senang dan hura-hura demi satu kata "Gengsi". Padahal dari namanya saja Sosialita, tapi kenapa mereka tidak menunjukkan jiwa sosialnya ? Coba deh harga sebuah sepatu atau tas yang mereka pakai kalau saja disumbangkan ke Panti Asuhan itu bisa mencukupi biaya hidup satu tahun untuk satu anak ( misal Rp. 10.000.000,00 ). Terpikirkah oleh mereka ? Entahlah....
Dibalut produk-produk luar negeri mungkin satu kebanggaan bagi mereka. Masih mending mereka yang berperilaku begitu memang asli dari kalangan jet set. Nah, kalau dari para (maaf) ecek-ecek yang terobsesi apa jadinya ? Mungkinkah seperti kasus seorang gadis cantik yang melakukan aksi tipu melalui jejaring sosial adalah salah satu imbasnya ? Atau kasus karyawan Bank ternama, atau Pejabat A, atau istri pejabat B dan masih banyak yang lainnya yang terjerumus melakukan pelanggaran demi gaya hidup Konsumtif ? Bikin merinding aja..... Tapi Tuhan memang Maha Adil, para pemakan harta yang bukan haknya satu persatu di beri ganjaran.
So, sebagai makhluk sosial manusia nggak akan bisa hidup sendiri, atau hanya berkelompok dengan kelas tertentu. Buka mata hati dan lihat ke sekeliling, masih banyak saudara-saudara lain yang masih membutuhkan uluran tangan. Faktor ekonomi jangan dijadikan jurang pemisah antara Si Kaya dan Si Miskin , justru dijadikan sarana untuk lebih mempererat persaudaraan.
Dibalut produk-produk luar negeri mungkin satu kebanggaan bagi mereka. Masih mending mereka yang berperilaku begitu memang asli dari kalangan jet set. Nah, kalau dari para (maaf) ecek-ecek yang terobsesi apa jadinya ? Mungkinkah seperti kasus seorang gadis cantik yang melakukan aksi tipu melalui jejaring sosial adalah salah satu imbasnya ? Atau kasus karyawan Bank ternama, atau Pejabat A, atau istri pejabat B dan masih banyak yang lainnya yang terjerumus melakukan pelanggaran demi gaya hidup Konsumtif ? Bikin merinding aja..... Tapi Tuhan memang Maha Adil, para pemakan harta yang bukan haknya satu persatu di beri ganjaran.
So, sebagai makhluk sosial manusia nggak akan bisa hidup sendiri, atau hanya berkelompok dengan kelas tertentu. Buka mata hati dan lihat ke sekeliling, masih banyak saudara-saudara lain yang masih membutuhkan uluran tangan. Faktor ekonomi jangan dijadikan jurang pemisah antara Si Kaya dan Si Miskin , justru dijadikan sarana untuk lebih mempererat persaudaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar