Inilah sebagian Potret Gunung Galunggung Tasikmalaya. Gunung berapi yang masih aktif ini berada pada ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut. Pemandangan eksotis ini sering saya lihat dari jarak 17 km. Apalagi kalau cuaca cerah, kecantikannya semakin nampak jelas. Sering terlintas ingin sekali memandangnya lebih dekat lagi, mungkin akan lebih puas.
Ternyata untuk mencapai Gunung Galunggung itu tidak semudah yang dibayangkan. Seperti mencapai sebuah cita-cita, dibutuhkan pengorbanan dan waktu untuk meraihnya. Jalanan yang terjal dan berliku adalah salah satu tantangannya. Tanpa berusaha dan berdo'a kita tak mungkin dapat sampai ke tujuan yang diinginkan.
Setelah hampir belasan tahun tidak ke Gunung Galunggung, hari Minggu 1 Januari 2012 saya berkesempatan mengunjungi Gunung Galunggung. Rupanya Gunung Galunggung tidak hanya menjadi tujuan saya dalam mengisi waktu luang, tetapi mungkin lebih dari ratusan ribu orang yang menjadikan Gunung Galunggung sebagai tujuan wisatanya. Sudah dipastikan apa yang terjadi, kendaraan macet total dan hampir tidak bergerak. Ditambah lagi cuaca yang kurang bersahabat, kebetulan dari siang sampai sore hujan tidak berhenti. Otomatis jalan yang dilalui menjadi licin dan rawan kecelakaan.
Maksud hati ingin mencari kesenangan berubah 180 derajat menjadi penderitaan ( duh....sampe segitunya ). Bagi saya mungkin ini tidak apa-apa, tapi bagi anak saya yang baru berumur 2 tahun adalah hal yang luar biasa. Tersiksa di sepanjang jalan karena medan yang dilalui rusak parah, tanpa mainan favourite-nya, tanpa film kesukaannya, tanpa susu dan guling kesayangannya. Kasihan....
Tapi penderitaanmu tak sebanding dengan yang Ibu rasakan sewaktu Gunung Galunggung erupsi pada 5 Mei 1982 yang berlangsung selama 9 bulan. Persis di usia yang sama.
Tapi tak apalah.....
Kita jadikan pelajaran apa-apa yang sudah kita alami dan lewati. Selalu ada hikmah di balik peristiwa. Terkadang harapan dan tujuan yang ingin kita capai tak semua terwujud menjadi kenyataan. Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih jeli membaca situasi, lebih bijak menyikapi masalah.
Itulah Sepenggal Kisah Sedih di Hari Minggu yang telah menyiksaku.......
Ternyata untuk mencapai Gunung Galunggung itu tidak semudah yang dibayangkan. Seperti mencapai sebuah cita-cita, dibutuhkan pengorbanan dan waktu untuk meraihnya. Jalanan yang terjal dan berliku adalah salah satu tantangannya. Tanpa berusaha dan berdo'a kita tak mungkin dapat sampai ke tujuan yang diinginkan.
Setelah hampir belasan tahun tidak ke Gunung Galunggung, hari Minggu 1 Januari 2012 saya berkesempatan mengunjungi Gunung Galunggung. Rupanya Gunung Galunggung tidak hanya menjadi tujuan saya dalam mengisi waktu luang, tetapi mungkin lebih dari ratusan ribu orang yang menjadikan Gunung Galunggung sebagai tujuan wisatanya. Sudah dipastikan apa yang terjadi, kendaraan macet total dan hampir tidak bergerak. Ditambah lagi cuaca yang kurang bersahabat, kebetulan dari siang sampai sore hujan tidak berhenti. Otomatis jalan yang dilalui menjadi licin dan rawan kecelakaan.
Maksud hati ingin mencari kesenangan berubah 180 derajat menjadi penderitaan ( duh....sampe segitunya ). Bagi saya mungkin ini tidak apa-apa, tapi bagi anak saya yang baru berumur 2 tahun adalah hal yang luar biasa. Tersiksa di sepanjang jalan karena medan yang dilalui rusak parah, tanpa mainan favourite-nya, tanpa film kesukaannya, tanpa susu dan guling kesayangannya. Kasihan....
Tapi penderitaanmu tak sebanding dengan yang Ibu rasakan sewaktu Gunung Galunggung erupsi pada 5 Mei 1982 yang berlangsung selama 9 bulan. Persis di usia yang sama.
Tapi tak apalah.....
Kita jadikan pelajaran apa-apa yang sudah kita alami dan lewati. Selalu ada hikmah di balik peristiwa. Terkadang harapan dan tujuan yang ingin kita capai tak semua terwujud menjadi kenyataan. Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih jeli membaca situasi, lebih bijak menyikapi masalah.
Itulah Sepenggal Kisah Sedih di Hari Minggu yang telah menyiksaku.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar