KOMPAS.com
- Pembalut menjadi produk yang tak bisa dilepaskan dari perempuan. Tak
mengherankan juga jika pembalut termasuk salah satu barang yang terbesar
diproduksi di dunia. Nah, dari sekian banyak pilihan produk pembalut di
pasaran, tentu tidak semua berkualitas baik. Lalu, bagaimana cara
memilih pembalut yang baik?
Dr H. Abidinsyah Siregar, DHSM, MKes, pengamat kesehatan perilaku dari Kementrian Kesehatan RI mengemukakan bahwa pembalut bisa menjadi dilema bagi perempuan. "Tingkat ekonomi seseorang bisa menentukan pilihan pembalut yang digunakan. Dari kalangan yang hanya membutuhkan pembalut saja, sampai yang ingin menggunakan lebih dari sekadar pembalut, misalnya pembalut yang aman, dan sehat," tutur Abidin saat peluncuran buku Panduan Kesehatan Keluarga di FX, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/12) lalu.
Hal yang tidak bisa dipungkiri, harga pembalut menentukan kualitas produk itu sendiri. "Semakin murah, semakin banyak bahan buatan atau sintetis dibanding aslinya. Tapi bukan berarti mahal harganya, pembalut itu jaminan berkualitas," tegas dokter kelahiran Banda Aceh ini.
Menurut Abidin, cara paling bijak menentukan pembalut yang baik adalah saat membeli. "Prinsip membeli itu kan melihat daftar bahan bakunya di kemasan produk," kata Abidin. Menurut penelitian, pembalut mengandung dioksin bisa memicu kanker serviks atau kanker leher rahim. Meski belum ada data akurat mengenai itu, sebaiknya para perempuan berhati-hati.
Ada tes simpel yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah pembalut itu mengandung dioksin atau tidak. Caranya lapisan dalam pembalut (seperti kapas) dibuka kemudian dimasukan dalam air. Kalau ternyata hancur dalam air dan airnya keruh berarti berdioksin. Sebaliknya, jika tidak hancur, pembalut itu aman dipakai.(Tabloid Nova/Isna)
Sumber : http://female.kompas.com/read/2010/12/14/09292927/Sudah.Amankah.Pembalut.Anda
Dr H. Abidinsyah Siregar, DHSM, MKes, pengamat kesehatan perilaku dari Kementrian Kesehatan RI mengemukakan bahwa pembalut bisa menjadi dilema bagi perempuan. "Tingkat ekonomi seseorang bisa menentukan pilihan pembalut yang digunakan. Dari kalangan yang hanya membutuhkan pembalut saja, sampai yang ingin menggunakan lebih dari sekadar pembalut, misalnya pembalut yang aman, dan sehat," tutur Abidin saat peluncuran buku Panduan Kesehatan Keluarga di FX, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/12) lalu.
Hal yang tidak bisa dipungkiri, harga pembalut menentukan kualitas produk itu sendiri. "Semakin murah, semakin banyak bahan buatan atau sintetis dibanding aslinya. Tapi bukan berarti mahal harganya, pembalut itu jaminan berkualitas," tegas dokter kelahiran Banda Aceh ini.
Menurut Abidin, cara paling bijak menentukan pembalut yang baik adalah saat membeli. "Prinsip membeli itu kan melihat daftar bahan bakunya di kemasan produk," kata Abidin. Menurut penelitian, pembalut mengandung dioksin bisa memicu kanker serviks atau kanker leher rahim. Meski belum ada data akurat mengenai itu, sebaiknya para perempuan berhati-hati.
Ada tes simpel yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah pembalut itu mengandung dioksin atau tidak. Caranya lapisan dalam pembalut (seperti kapas) dibuka kemudian dimasukan dalam air. Kalau ternyata hancur dalam air dan airnya keruh berarti berdioksin. Sebaliknya, jika tidak hancur, pembalut itu aman dipakai.(Tabloid Nova/Isna)
Sumber : http://female.kompas.com/read/2010/12/14/09292927/Sudah.Amankah.Pembalut.Anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar